Senin

Malam Yang Retak





Ketika masanya tiba, dia berkuasa dalam nestapa
Ketika masanya tiba, kau akan merasa sendiri
dan memang kau sendiri.
Ketika dia tampak begitu nyata
Kau bangun dari tempat tidur mu
Berusaha mengusir jauh lamunan mu
Namun kau merindukan angin malam
Dan kau berjalan keluar
Melihat langit dan mencari bulan
Deramatisir waktu kala itu begitu tajam, hingga kau terlena
Dan kau pun berpindah memandang bintang-bintang
Mencari potongan insfirasi di antaranya

Setelah bosan
Lalu kau akan di sapa angin malam
Perut kosong memaksa mu kembali ke kamar
Pucat pasi memikirkan tagihan kosan
Dan dihadapkan tugas perkuliahan
Kau pun kembali mematikan lampu
Dan menarik selimut yang tak tercuci sebulan
Berusaha terpejam
Sambil menghayati kedalaman kesunyian malam
Namun dia kembali datang
Dan kau pun membalik-balikan badan
Mencari posisi tidur yang nyaman

Tapi tetap tak mau terpejam
Dia kini menertawakan, "anak manusia yang malang."
Seolah dia memberi pelajaran
Dengan angkuh dia terus menjerat
Kau hilang kesadaran
Pikiran mu di tarik setan
Mungkin tak ada jalan agar kau bisa terpejam
Melepaskan pikiran
Agar tubuh tak ikut merasakan kegelisahan
Dan menjelang subuh kau pun terpejam
Lantunan adzan mengantarkan mu kedalam peristirahatan sejenak