Senin

Bisikan Hati Yang Sunyi



 
Siang berganti malam, angin bertiup perlahan
hujanpun  basahi bumi
tak ada satupun yang tahu, betapa sedihnya hati ini
aku tak tahu apa yang harus kuperbuat 
malam semakin mencekam, sunyipun semakin bersahabat
seakan tak tahu apa yang akan terjadi

angin malam 
bisikkan padanya, jangan pernah lupakan aku
hadirkanlah aku dalam setiap langkah dan mimpinya
karena hati ini selalu merindukannya, dalam setiap detak jantungku
hai sang waktu 
katakan padanya, kaloe dirinya tak pernah jauh dariku
sebab hati dan cintaku hanyalah buat dia
karena hanya dia yang selalu ada dalam setiap langkahku
dan hanya dia
yang  aku cinta sepanjang hidupku


Seketika sang dirga berganti rupa
Membalut diri dengan selimut lembayung jingga
Memanggil lirih burung-burung yang letih
Pulang ke sarang 'tuk rebah sejenak
Si kejora berkedip centil
Di antara mega-mega jingga raksasa
Memberi pesan menyentil
"Tinggalkan sejenak hiruk-pikuk kerja!"
Sekejap gelap pun menggegap
Bersaing ketat dengan neon nan gemerlap
Seolah berseru lantang
"Janganlah kau buru-buru pergi siang"
Banyak lagi yang belum terselesaikan
Namun malam gelap tetap mendekap
Membalut mesra hati-hati yang resah
Memaksa langkah 'tuk menyerah
Tersungkur dan rebah lalu menyembah
Terimakasih Ya Allah
'tuk selimuti aku dengan malam mesra dan teduh